Kamis, 07 Februari 2013

Review Novel #Ketika


Judul Novel : Ketika - Saat Cinta Bersilangan
Penulis : Aiman Bagea
Penerbit : Bukune
Genre : Romance



Dialah Naira, seorang gadis yang memiliki talenta melukis, dipertemukan dengan seorang mahasiswa kedokteran bernama  Aji. Keduanya bertemu di sebuah pameran lukisan, tepatnya di depan sebuah lukisan beraliran kubisme. Awalnya Aji yang menyapa Nai (panggilan Naira), dan kemudian mereka berdebat tentang makna dari simbol-simbol lukisan di hadapan mereka. Menurut Aji lukisan itu nggak bermakna, sedang menurut Nai lukisan itu sangat-sangat bermakna.  Dari perdebatan kecil itu akhirnya mereka berkenalan, dan dimulailah episode cinta dari novel roman “Ketika” dengan sebuah premis yang manis: “Saat Cinta Bersilangan”, karya perdana dari penulis muda berasal dari Kabaena, Sulawasi Tenggara,  yaitu Aiman Bagea.

Cinta pernah datang mengendap-ngendap dalam kehidupanku. Lalu, pada detak-detak yang tak aku ketahui sebelumnya, cinta menyergapku dengan sepasang sayapnya yang lembut bagai serpihan awan di langit…”

Kata-kata bermetafora dan pemilihan diksi atau kalimat seperti kata-kata di atas adalah keunggulan dari novel “Ketika”. Setiap bagian dari novel yang terdiri dari 299 halaman ini, dibalut dengan diksi yang romantis yang pada  umunnya memang digunakan dalam novel bergenre romance. Pembaca akan terhanyut dalam melodrama kisah cinta Naira dan Aji yang mengalir dengan indah.

Kehadiran Aji telah merubah diri dan kehidupan Nai. Siapa sangka Aji yang berasal dari keluarga berada sejak kelas 6 SD mempunyai mimpi membangun rumah singgah untuk anak-anak jalanan. Kini di bawah fly over Aji mengajar anak-anak jalanan menulis dan membaca, dan ia mengajak Nai untuk meminjam bakatnya untuk mengajar anak-anak belajar menggambar. Dalam hati Nai merasa bahagia dan haru melihat Aji berlinang-linang semangat mengajari mereka. Kisah ini dituliskan di bab berjudul “Daftar kenangan sulit terlupakan” yang ada di halaman 75-85.

Setting novel ini terletak di Makassar, Aiman juga menceritakan lokasi-lokasi wisata yang dikunjungi oleh Nai dan Aji dengan begitu real, seperti Maros, Bantimurung, dan Pantai Losari.

Konflik cerita di dalam novel ini benar-benar membikin haru biru pembaca, dengan penghayatan kalimat-kalimat yang memukau, Aiman telah berhasil mengaduk-aduk perasaan saat cinta Nai bersilangan dengan cinta sahabatnya sendiri yaitu Diba. Nai dipaksa harus memilih persahabatan atau lelaki cinta pertamanya, Aji. Sampai akhirnya ada sebuah tragedi  yang menjawab dan memberi keputusan yang mutlak bagi Nai.

Pada bab “Hati yang terusik…” merupakan bab terakhir, Aiman memberikan sebuah ending yang surprise, menghadirkan sosok bernama Raldy, seseorang yang seperti Aji, yang membuat Nai sadar bahwa kebahagiaan itu datang dari manapun dan dari siapapun.  Seperti kebahagian dan rasa haru yang saya dapati sepanjang membaca novel ini.


Setelah menikmati seluruh goresan pena Aiman Bagea di dalam novel ini, saya sama sekali tidak merasa heran jika novel “Ketika” akhirnya menjadi salah satu novel best fiction di beberapa toko buku gramedia di tanah air. Bahkan kini sudah masuk cetakan ketiga, dan novel ini masih terus diminati oleh para penikmat novel romance, dan terus terang saya katakan novel ini bisa dijadikan rujukan oleh para penulis untuk membikin novel romance yang sederhana namun memiliki kualitas yang bisa dibanggakan. Untuk novel ini saya memberi bintang :  4,2 star / 5 star.

#Dang Aji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar