Kamis, 22 Juli 2010

JUARA UNSA AWARD 2010

BISSMILLAH...
DENGAN MEMANJATKAN PUJI SERTA SYUKUR KE KHADIRAT ALLAH SWT, TIDAK LUPA SHALAWAT SERTA SALAM KAMI SAMPAIKAN KE ATAS JUNJUNGAN NABI BESAR MUHAMMAD SAW, AKHIRNYA SETELAH MELALUI PROSES YANG CUKUP MENUNTUT PERHATIAN DAN KERJA KERAS DARI SEGENAP CREW GROUP UNTUK SAHABAT, MAKA UNSA AWARD 2010 KAMI NYATAKAN TELAH BERJALAN DENGAN PENUH KESUKSESAN DALAM MERANGKUMI BERBAGAI INDIVIDU, IDE DAN KREATIFITAS DALAM KARYA SASTRA. KESUKSESAN INI TIDAK LEPAS DARI KERJASAMA SEMUA PIHAK, YANG TELAH BERGABUNG BERSAMA-SAMA DALAM GROUP UNTUK SAHABAT, MENCIPTAKAN SEBUAH KOMUNITAS YANG MEMAHAMI NILAI MURNI SEBUAH PERSAHABATAN.
 UNTUK SEMUA ITU, KAMI CREW UNSA AWARD 2010, MENGUCAPKAN TERIMA KASIH YANG SANGAT TULUS DAN TIDAK TERHINGGA BESARNYA, ATAS KERJASAMA YANG TERJALIN DENGAN BAIK TERSEBUT.
PADA KESEMPATAN YANG SANGAT BERBAHAGIA INI PULA KAMI JUGA MOHON MAAF SEKIRANYA SELAMA PROSES UNSA AWARD 2010 ADA KESALAHAN YANG TIDAK SENGAJA TELAH KAMI LAKUKAN.
TERIMA KASIH.
WASSALAM.



DAFTAR PARA JUARA UNSA AWARD 2010




1. JUARA LOGO UNSA AWARD 2010
DHONY PK

 

2. JUARA SLOGAN UNSA AWARD 2010

DENI KURNIAWAN
"Satukan Warna Dunia, Dalam Satu Warna Persahabatan"

3. JUARA CERPEN UNSA AWARD 2010

AKHI DIRMAN AL-AMIN
"Rhytm Of The Rain "

4. JUARA BEST FRIEND STORY UNSA AWARD 2010

NAFILAH NURDIN
"Si Aa' Dari Tanah Sunda"

5. JUARA PUISI UNSA AWARD 2010

MAS ADI TUJUH
"Acacia"



PENGHARGAAN KHUSUS

1. LOGO FAVORIT UNSA AWARD 2010
NUY NUY TERUYO


2. SLOGAN FAVORIT UNSA AWARD 2010
Kianinara Kei.
“BERSAMA SAHABAT BERBAGI KISAH, MENGGAPAI ASA, MENGGENGGAM DUNIA, DALAM UKHUWAH.”

3. KARYA KOMEDI UNSA AWARD 2010
WIDYA ARUM
"Uniknya Sahabat Serupa"

4. KARYA KONTROVERSI UNSA AWARD 2010
ADY AZZUMAR
"Dan, Sebuah Surat Untukmu..."

5. ILUSTRASI TERBAIK DALAN CERITA 
Siti Mulia Al-Mufarid
"Hadiah Ikhlas Terindah "

6. PESERTA PENYERTAAN KARYA TERBANYAK
MAS ADI TUJUH
Logo 3, Slogan 3, Puisi 3, Cerpen 3, BFS 3

NASKAH ANTOLOGI PUISI DAN CERPEN UNSA 2010

CERPEN :

1. RHYTHM OF THE RAIN /Akhi Dirman Al-amin

2. TUHAN, TITIP SALAMKU UNTUK DONNA /Inni Indarpuri.

3.Sahabat Kaliandra / Lelaki Rumput.

4. Selalu dalam Ingatan / Betty Permana.

5. Di Sini Ada Cinta / Naqiyyah Syam Full

6. KAU KAN SELALU DI HATIKU (KISTI/ Bayu Insani Sani)

7. “Cita-cita cita” / Kartini Fuji Astuti

8. SEBENTUK SENYUM UNTUK KHARISMA / Nafilah Nurdin

9.. Hadiah Ikhlas Terindah / Siti Mulia Al-Mufarid

10. Sesal Yang Terlambat/ Nurul Asmayani

11. SAHABAT GERILYA/WISNU WISANGGENI ADITYA
(Cerpen harapan)

PUISI :

1. 'Sahabat Madinah Umar Bin Khotob'/Rusmin Nuryadin

2.“Acacia...” / MAS ADI TUJUH.

3. KITA DI SEPENGGAL MALAM/Ardy Kresna Crenata.

4. BATAS/Eka Natassa Sumantri

5. Itulah Makna yang Sanggup Kumengerti/Kemas Ferri R

6. Catatan Untukmu/Azkiya Sastra

7. Kawan Perjalanan/Perpustakaan Abatasa

8. Titip Do’a/Asma Linda

9. 8 denganmu, bersama Meraih Ridho/Artineke A Muhir

10.Rumah Tua di Bulan Senja Kota Kita/Bening Sanubari

BEST FRIEND STORY :

1. Persahabatan Kita Selalu Indah, by Qonita Musa

2. To My Sweet Nerdy Best Friend, by Ifa Avianty

3. Sahabat, Ini Buku Untukmu, by Prita Hw

4. Sahabat dari Ujung Dunia, by Ria Fariana

5. Sebuah Testimoni... , by Irena Puspawardani

‎6. Untuk Sahabat Kami Kulsum, by Hajar

7. Arti Kehadiranmu, Sahabatku, by Anita Ba'daturohman

8. Sahabatku Putra Mahkota, by Binta Al-mamBa

9. Buah Manis Sahabat Maya, by Ivone Zahra

10. Jatuh Cinta Pada Akta, by Awy' Ameer Qolawun

11. Si Aa' Dari Tanah Sunda, By Nafilah Nurdin


HADIAH JUARA SETIAP KATEGORI
( 5 JUARA)

PIALA
Cash RP.100.000, 00
Cendramata
2 Buku Antologi (*Jika sudah terbit)


HADIAH PENGHARGAAN KHUSUS
( 6 PESERTA )

Cash RP 50.000,00 
Cendramata
2 Buku Antologi (*Jika sudah terbit)


CATATAN :
*No. Rekening dan Alamat Rumah hanya berdomisili di Tanah Air. (Harap Ma'lum)
*Hadiah Piala dan Cendramata untuk Juara Best Friend story akan diberikan kepada sahabat yang diceritakan, kecuali Cash, dan buku diberikan kepada Penulis.

DEWAN JURI UNSA AWARD 2010

Riyanto El Haris (Novelis)
Anam Khoirul Anam (Novelis)
Adi Rhallevy (Cerpenis)
Amerul Rizki (Cerpenis - CREW UNSA)
Deny Herdy Anto (Cerpenis - Crew UNSA)
Shri Maharani (Crew UNSA)
Adhitama Ibnu (Crew UNSa)
Dang Aji (Creator UNSA )


SPONSOR HADIAH :

Sham (Main Galery Malaysia)
Dudung Noferianto ( Sari Ratu Malaysia)
Dang Aji ( Creator Untuk sahabat)

--- TERIMA KASIH ----











 










Kamis, 15 Juli 2010

UNTUK SAHABAT AWARD 2010


CONGRATULATION....!!!!

UNTUK SAHABAT AWARD 2010

PENGUMUMAN JUARA




JUARA LOGO UNSA AWARD 2010





BIODATA PENCIPTA :

DHONNY F PEMENANG KEHIDUPAN

Current location: Sidoarjo, Jawa Timur
Hometown: Surabaya, Indonesia
Employers : Kumiko Education Center
University : Universitas Airlangga '00
Sarjana Biologi


JUARA SLOGAN UNSA AWARD 2010

satukan warna dunia,
dalam satu warna persahabatan


BIODATA PENCIPTA :

DENI KURNIAWAN

Current location: Medan, Indonesia
Hometown: Tapaktuan
University Universitas Sumatera Utara '08
Sosial Ekonomi Pertanian



LOGO FAVORIT UNSA AWARD 2010
PENCIPTA:


NUY NUY TERUYO


SLOGAN FAVORIT UNSA AWARD 2010

BERSAMA SAHABAT, BERBAGI KISAH,
MENGGAPAI ASA, 
MENGGENGGAM DUNIA, DALAM UKHUWAH.”








Sabtu, 05 Juni 2010

FESTIVAL CERPEN KOMEDI 2010



PENGUMUMAN PEMENANG
 FESTIVAL CERPEN KOMEDI
{FCK} 2010

DENGAN INI BARISAN JURI YANG TERDIRI DARI, AMERUL RIZKI, DENNY HERDYAN, DAN DANG AJI MEMUTUSKAN DAN MENETAPKAN JUARA FESTIVAL CERPEN KOMEDI {FCK} 2010 ADALAH :



Juri 1, Amerul rizki – Ngawi.

Bismillah
Kalo boleh bilang, this is the best story than the other! Lucunya ada. Alurnya juga flowing banget. Saya suka banget dengan yang ini. Kesalahan ketik amat sangat minim, dan ada perbedaan antara kalimat-kalimat jalan cerita dengan kalimat-kalimat blog. Ini menunjukkan ketelitian dan keprofesionalan seorang penulis. Ide, biarpun sudah sering diangkat, masih tetep terasa fresh.

Juri 2, Denny Herdyan – Majalengka.

Tujuan utama dalam penulisan sebuah cerita adalah menyampaikan pesan si penulis kepada si pembaca, itu ada dalam cerpen ini, meskipun hanya ada tersirat saja.
Well, cerpen ini sangat menghibur, unsur komedinya "dapet" dari penggambaran peristiwa dan kata-katanya, meskipun ceritanya tidak membuat saya tertawa terkekeh. At least, cerpen ini ada unsur menghiburkan. Terbaik diantara yang terbaik dari cerpen yang dilombakan.
Sebuah cerpen komedi adalah sebuah cerpen hiburan, yang tentunya membuat si pembaca terhibur ..itu ada di cerpen ini...
Congrat....

Juri 3, Dang aji – Creator.

Pilihan saya jatuh pada cerpen “oh, my blog…” karena tema komedinya kental, dan pemilihan kata-katanya tidak diragukan menggambarkan kekomedian cerita tersebut. Alurnya begitu jelas, settingnya nyata, dan ending yang sungguh bagus. Selain itu yang paling menarik hati saya untuk menobatkan cerpen ini sebagai juara FCK 2010 adalah, judul dan cerita cerpen ini bersesuain dengan misi saya mengadakan FCK 2010 yaitu untuk launching blog pribadi saya, cerpendangaji.blogspot.com.

# JUARA CERPEN FAVORIT FCK 2010 ADALAH :

JUDUL CERPEN : “REG [SPASI] JODOH”
PENULIS : NURUL ASMAYANI – BANJAR BARU, KALIMANTAN.

# PEMBACA/PENGKRITIK FAVORIT FCK 2010 ADALAH :

TITA ROSIANTI – BANDUNG, JAWA BARAT.

"Juri.... perpustakaan Abatasa menurut kami menyampaikan reasons dengan sangat baik, tapi kami lebih condong ke Tita Rosianti. singkat, padat, jelas, dan berisi".

*KEPUTUSAN TERSEBUT TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT DAN DIPILIH BERDASARKAN KESEPEKATAN BERSAMA PIHAK JURI FCK 2010, TANPA ADA PAKSAAN DARI PIHAK MANAPUN.

# HADIAH BAGI PEMENANG FESTIVAL CERPEN KOMEDI (FCK) 2010 :

1. JUARA FCK 2010 : CASH RP 100.000 + Cendramata From Malaysia + T-shirt.
(*Berpeluang terbit di 'kumcer dang aji and friends').
2. CERPEN FAVORIT FCK 2010 : Voucher HP RP 50.000,-+ Cendramata From Malaysia.
3. PEMBACA / PENGKRITIK FAVORIT FCK 2010 : Voucher HP RP 25.000,- + Cendramata From Malaysia.
4. Hadiah BONUS : Voucher HP @ RP 20.000 untuk dua Nominasi Cerpen Favorit { CEWEK-CEWEK SMA ITU; JODOH BUAT NAZER;}dan untuk satu orang Nominator Pembaca / Pengkritik Favorit { Perpustakaan Abatasa }.

# INFORMASI :
Para pememang silakan untuk mengirimkan *Alamat rumah, No.rekening atau No. HP untuk pengiriman pulsa secara elektronik di dalam negeri saja. Pengiriman data silakan melalui inbox Facebook Dang Aji

*Penghantaran barang hanya untuk alamat di dalam negeri saja. Harap Ma’lum.

DENGAN INI BERAKHIRLAH FCK 2010, MAKA PADA KESEMPATAN INI SAYA INGIN MENGUCAPKAN TERIMA KASIH  KEPADA SEMUA PESERTA DAN JUGA PEMBACA / PENGKRITIK YANG TELAH BERPARTISIPASI MEMERIAHKAN FCK 2010 INI DARI AWAL HINGGA KE PENGHUJUNGNYA. SAYA JUGA MEMOHON MAAF KEPADA PESERTA YANG BELUM TERPILIH,  MUNGKIN TAHUN DEPAN KITA AKAN SAMA-SAMA MEMERIAHKAN FCK 2011. TERIMA KASIH JUGA SAYA UCAPKAN  KEPADA DEWAN JURI, KEPADA RIST YANG TELAH MEMBANTU DALAM PEMBUATAN BANNER, KAWAN-KAWAN FB DAN REKAN SEKANTOR YANG TIDAK PERNAH JEMU DALAM MEMBANTU SETIAP KELUH KESAH SAYA SELAMA INI.. 
 WASSALAM

hormat saya, Dang Aji.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
{{Cerpen Juara FCK 2010 }}
Penulis : Tita Rosianti;


~*~ OH MY BLOG… ~*~



Akhirnya, aku bisa duduk dengan tenang sembari melepas lelah di bilik kecil salah satu warnet daerah rumah, setelah menclok sana menclok sini ngebagiin buah tangan hasil melancong dari Bali beberapa hari lalu.

Sebelon ke warnet transit dulu ke tempatnya si Kang Emen, tukang fotocopy yang suka ngasih diskon. Emang baik banget deh orang itu, dari fotocopy catetan, raport, sampe contekan pun dengan senang hati di diskon.

Aku kasih sendal buat Kang Emen, soalnya sebelon ke Bali aku sempet denger dia ngeluh gara-gara penyakit mata ikan di jempol kaki, dia gak bisa pake sendal. Gak tau juga sih, apa dikasih sendal dari Bali bakal bikin dia baekan, tapi at least aku inget kan sama penderitaan dia? Kalo gak dipake pun bisa dia pajang. Ato gak, dia fotocopy ajah, biar bisa pake sandal copy-an nya.

Habis dari tukang fotocopy, aku mampir dulu ke tukang bubur kacang ijo a.k.a burjo. Aku gak tau sapa nama aslinya, cuman suka dipanggil Kang Kumis. Apa gara-gara jenggotnya yang gondrong? Oh, bukan. Tapi gara-gara kumisnya. Ya iyalah.

Aku kasih kaos deh buat Kang Kumis, alesannya simpel, dia bilang, pengen banget pergi ke Bali, minimal-minimal kalo gak pergi bisa punya gambarnya. Tapi ternyata, aduhai harga lukisan di sana cukup mahal buat anak SMA macem aku yang uang jajan tambahannya cuman hasil dari air mata buaya, akhirnya… kaos lah yang aku pilih. Ya, meski sebetulnya gak terlalu representatif juga, abis cuman ada gambar pohon kelapa sama tulisan: KUTA.

Well, it’s from Bali anyway.

Udah gitu ke tukang baso sebelah warnet, ngasihin kaen BALI buat istrinya Mang Keke, yang udah wanti-wanti pengen BANGGED kaen dari Bali. Kaennya langsung dia pake, cuman kok… aku rada heran, yang harusnya dililit ke badan, kok keliatannya kayak pake celemek? Hayyaah 

Eh, Mang Keke yang awalnya bilang gak mau ngerepotin, yang penting buat istrinya, bla, bla, bla… menunjukkan muka memelas. Akhirnya, aku kasiin deh topi ala Bob Marley, daripada nanti-nanti dia masukkin racun apaan gitu ke dalem baso yang aku pesen, gara-gara dendam gak dikasih oleh-oleh.

Pas nyampe ke warnet … eng ing eng … oleh-olehnya abis.

Padahal topi itu khusus aku beli buat operator warnet yang udah jadi friend and foe.

Tapi, emang pada dasarnya si aku ini orangnya gak enakan, dengan senang hati aku ngasih plastik bekas isi oleh-oleh buat Kang Kuju, si penjaga warnet, dengan embel-embel itu plastik asli dari Bali. Eh… si Kang Kuju dengan senang hati pula, make tu plastik buat tempat sampah, dengan embel-embel ‘Plastik Buat Sampah Asli Dari Bali’. Dasar!!!

“Neng!” panggil si Kang Kuju, dia menghampiri ke bilik tempat aku bersemayam, sambil bawa-bawa baki. “Hey, kamu… kamu… kamu… Neng!” lanjutnya, pake nyomot nada lagu ST12 segala.

Aku sering dipanggil nama itu sama dia, soalnya Kang Kuju bilang biar Bahasa Sunda nggak punah, padahal aku tau jelas, dia gak tau nama aku! Udah hampir setaun aku bolak-balik ke warnet ini, dia sama sekali gak nanya ato mastiin sapa nama aku. Ih… kampret tu orang!

“Apa?” tanyaku, tak antusias. Gimana mo antusias, kalo orang yang manggilnya udah masuk ke umur Om-om bangkot, mana berjenggot nanggung kayak kambing.

“Nih, baso dari Mang Keke sama es jeruk dari Kang Kumis, katanya gratis, itung-itung makasih buat oleh-oleh dari BALI,” kata si Kang Kuju, menekankan intonasi Bali dengan nada sumbang, curiga… kayaknya ini orang masih keki gara-gara dikasih plastik.

“Oh iya, taro aja… bilangin makasih gitu ya?”

“Idih, bilang aja sendiri, emangnya kita operator!”

“Loh? Emang iya, kan? Kamu kan operator warnet? Emang mo jadi apa?”

“Cita-cita sih mo jadi pilot.”

Si Kang Kuju meloyor pergi. Ih, dasar sakit jiwa.

Tanganku bersiap-siap menulis di blog tercinta, tiba-tiba si Kang Kuju balik lagi sambil memasang muka memelas. “Napa sih, Kang?” tanyaku, mulai keganggu sama kelakuan dia.

“Bener nih? Gak ada oleh-oleh laen? Masa plastik, sih Neng?” Eh, nawar!

“Duuuuh….” Kuacak-acak rambut, kesal. “Ada juga bakpia dari Yogya! Mau itu?”

“Yah, boleh deh… biarin bukan dari Bali juga, asal jangan plastik dong, masa sama Kang Kuju, Neng tega banget. Selama ini gimana coba pengorbanan Akang buat Neng?”

“Gak ada pengorbanan ah!”

“Nah justru!”

Ya Allah, bisa gak manusia ini dikirim ke Zimbabwe?

“Besok dah! Besok dibawain,” tukasku.

Si Kang Kuju memberi senyuman manis, lalu ia pun pergi ditambah dengan ucapan makasih hiperbol plus rayuan dapet gratis sejam browsing.

Yak ampyun… kenapa ya tu orang? Suka reseh deh!!

Sutralah, mending nulis blog :

Hari ini, rada sedih deh, soalnya masa kemerdekaan pas study tour, berakhir dengan banyak tugas plus ujian-ujian siyalan. Tapi gua tetep semangat dunks, apalagi ada si Kulkas Ganteng yang suka lewat-lewat ke kelas sambil tebar senyum sepersekian detiknya yang khusus dia lempar buat gua. Ya, meskipun gua yang manggil dia duluan sambil melambaikan tangan, karena susah kalo kudu ngelambain kaki.


Dan selama liburan, yang gua rasain adalah:


Bahagianyaaah …


Waktu nyampe ke Bali, kayaknya serasa bebas dari penjara deh. Emang sih, di sana jauh lebih panas daripada di Bandung, tapi gua suka kok. Bisa pake tank-top, tanpa perlu ngedengerin omelan Ibu yang tiap-tiap kalo gua pake tank-top: ‘Milaaa… masuk angin nanti kamu! Nanti Ibu lagi yang susah harus gosokin kamu pake kayu putih, mana ngerasain bau kentut kamu. Pake baju yang bener sana!’


Tapi gua tau, Ibu sayang sama gua. Buktinya, sebelon gua ke Bali, dia ngecek berkali-kali, apa udel gua udah dipasangin koyo, biar gak masuk angin.


Bukan cuman gua aja yang excited sendirian kayak orang cacingan. Anak-anak kelas lebih-lebih, kayak jin-jin iprit yang baru pada keluar dari neraka (hehehe), duh kelakuannya pada norak, sama kampungan.


Ketabahan kita yang sempet tua dan renta selama di jalan, akhirnya terbayar juga. Meski pantat rasanya kok makin tipis aja, mungkin gara-gara lama duduk.

Eniwey buswey …


Kecengan gua si Taqwa, keliatan guanteng 100x dari biasanya. Gak tau gara-gara kena sinar matahari Bali (emang matahari ada berapa biji sih?), nggak tau gara-gara gua liat dia lari-lari di pantai cuman pake boxer kayak pemaen pilm Baywatch, nggak tau gara-gara temen-temen cewek gua pada nge’geerin.


Gua sama Taqwa sempet ber-banana boat, trus dia yang bayarin pula. Temen cewek gua udah pada heboh aja tuh, si Taqwa pasti nyatain pas selama kita di Bali, soalnya Taqwa dengan senang hati aku peluk dari belakang.


Logikanya, kalo kita gak melukin orang di depan kita, niscaya baru juga seperempat jalan udah nyebur ke laut. Tapi, pikiran sehat itu gak nyampe ke otak selama di Bali. Gua percaya aja hembusan-hembusan sesat dari para betina itu, kalo Taqwa emang beneran suka.

Cuman, yah… kenyataannya gak gitu. Dia tetep jadi si manusia setengah kulkas.


Trus, pas tadi pulang sekolah di tukang fotocopy, gua sempet pancing-pancing masalah insiden banana boat ke Taqwa. Hiks, hiks, realita lebih kejam daripada dunia maya (apaan sih gua?)


Gua: “Taki, Taki, gua jadi pengen balik lagi ke Bali. Liat deh ini catetan yang mesti di copy, bikin miskin aja.”


FYI, again and again, gua panggil Taqwa dengan sebutan Taki. Bilang ke dia sih nyambungin ama nama panjangnya, Taqwa Irnawan, padahal… hihihi, buat aku Taqwa Imut. Untungnya dia gak banyak protes. Ato nggak peduli ya? Whaduh.


Taki: “Ya abisan elonya males. Coba tulis sendiri, gak akan ngabisin duit jajan.”


Dia sendiri lagi fotocopy kartu pelajar buat dikasiin ke bokapnya, kalo dia masih sekolah trus denger-denger mau dapet beasiswa dari kantor. Ya Allah, cerdas ya ni anak? Calon yang pas buat Bapak anak-anak gua kelak. Caelaaah....


Gua: “Iya deh. Gua nanti bakal rajin kayak elu. Tapi sebelonnya gua mo ke Bali dulu, maen banana boat. Cihuy dah.”

Taki: (senyum diplomatis) “Iya, gue juga ah... kalo bisa ke Bali lagi, mau maen itu. Kemaren jadi rada-rada gimana gitu, agak risih juga gue.”

Gua: “Risih soal apa?”


Taki: “Lo sempet denger gak, ada gosip soal elo sama gue gitu, Mil? Maksudnya, gue nggak mau bikin lo jadi sebel sama gosipan anak-anak. Yang elo melukin gue gitu, kesannya elo tuh murahan banget deh. Gue gak suka aja.”


Gua: “Sempet denger sih, tapi bodo amatlah. Kan kita temen.” (huhuhu, padahal di situ gua udah kepengen nangis India ~menangis sambil menari)


Taki: “Justru. Gue jadi nggak enak sama lo. Mana gue, ehm, sebenernya gue ngehindar dari anak kelas XI C, cewek yang pake behel itu loh, Mil. Sapa sih namanya?”
Gua: “Oh, si Jenab. Yang melukin gua dari belakang? Dih, tau gak sih, dia tuh bukan meluk, tapi niat ngebunuh gua pelan-pelan! Sesek banget dia cekek dari belakang!”
Taki: “Lah? Dia megang leher elo???”
Gua: “Nggak begitu, maksudnya, dia meluk pinggang kenceng sangat!”
Taki: “Hehehehehe… sorry, sorry, kirain. Cekek kan buat leher, Mil.”
Gua: “Terserah elu deh.”


Gua tau si Taki ini kadang suka bolot. Cuman pas di situ, gua udah ilang selera mau balesin komen. Perasaan gua kayak disembelih mirip hewan kurban. Jadi, waktu naek banana boat itu, dia manfaatin gua buat ngehindar dari cewek yang suka sama dia juga.


Dia manpaatin guaaaa!!! *lebay mode-on*


Huhuhuhu, hancur hatiku.


Tapi pas pulang ke rumah, abis makan, sama ngupil, gua balik lagi cinta sama Taqwa. Dia gak salah-salah amat sih. Lagian, kalo dia nggak nganggep aku, mungkin dia minta dipeluk sama anak cowok laen. Cuman, karena dia masih normal, aku pelukin ntar urusannya jadi netral aja kali ya? Nggak bakal disangkain homo. Kesimpulannya, apapun aral melintang, badai menghadang… si Moch. Taqwa tetep selalu di hatiku!!!! YOSH. Hehe…


Aku terkekeh-kekeh sambil menikmati baso super pedes buatan Mang Keke. Blog-nya norak, tapi biarin deh, orang si Taqwa gak bakal tau, lagian… kalo digeer-geerin pun, tetep aja dianya super dingin kayak kulkas. Kadang-kadang suka mikir gini, dia itu bener manusia ato Yeti, sih? (Tau Yeti, kan? Makhluk yang katanya idup di gunung es daerah Tibet)

Ah, Back to blog ajah:

Sempet, gua punya kenangan indah sama Taqwa pas di sono (selaen melukin dia dari belakang pas maen banana boat dan sukses mengalami asma gara-gara dipiting Jenab si Behel Ganas), kecengan gua selama lebih dari 2 taun inih, yang susah amat dipancingnya .


Kita bedua ngeliat sunset di Kuta, udah gitu anak-anak pake bikin backsound gitar akustik. Cuman… kok pada nyanyiin lagunya The Changcuters seeeehhhh????


♫ Bukan kita kepedean, tapi fakta membuktikan, kita tampan dan rupawan, jadi elo jangan pada heran ♫.


Romantis? Arrghh, boro-boro.


Duh… Taqwa, gua desperate neeeh… gua cintaaa bangged ma lu (hakhakhakhak )


Yah, begitulah. Kalo inget-inget lagi jaman dulu kejatuhan cinta, suka mesem-mesem sendiri kayak orang cacingan. Gara-gara Taqwa juga, aku mulai nulis di blog, soalnya rada tengsin juga, kalo ketauan nulis diary, pasti dibilang mirip anak SD. Padahal anak SD jaman sekarang, boro-boro nulis diary, orang pada nimbrung di fesbuk kok, maen Pet Society.

Coba aku inget-inget lagi, dulu itu….
~*~

“Eh, eh, Mil, tau gak ada anak pindahan lhooo,” kata Dian, temen sebangkuku yang centil tapi gak sesuai ama mukanya yang mirip preman Pasar Lembang. “Tuh di kelas sebelah. Ganteng!”

“Sapa namanya?” tanyaku semangat, setelah lepas SMP gak punya gebetan, gak punya pacar. Asem selama setaun berseragam putih-abu gak ada pasangan. Merpati kaleee….

“Auk, tadi sih dengernya ‘Tak, Tak’ gitu. Apa gara-gara kepalanya plontos jadi dipanggil itu ama anak-anak kelas sebelah?” sahut Dian, rada spekulasi.

“Jiyah, salah denger kali. Kuping kamu pan suka rada-rada ilang sinyal.”

“Emangnya hape!!”

Di lapang basket pas istirahat, mataku langsung menangkap sosok cowok baru di kelas XI A, beneran apa yang dibilang Dian. Orang ini emang punya mahadaya magnet yang sangat besar. Tapi, kayaknya gak banyak cewek yang deketin, apa gara-gara masang muka jutek gitu ya?

Bodo amat, kita samperin. Empat kali empat sama dengan enam belas. Diajak kenalan gak balas, berarti tabok aja.

“Hai!” sapaku, sok imut.

“Hai.” Cowok yang lagi ngemut permen loli bentuk kaki itu cuman ngeliatin dari ujung kepala sampe ujung kaki.

Idih, lu pikir elu gaya ya? Kalo ngemut marmot sih boleh sok cool. Ini permen loli!

Tapi karena aku orangnya begitu baik hati, tidak sombong dan gak tau malu. Aku langsung aja nyodorin tangan. “Mila. Kamu Botak, kan?” tebakku, sotoy.

“Hah?”

“Eh, jangan-jangan Pitak lagi, ya?”

“Apa?”

“Dua Tak? Ih, kok mirip nama bensin. Apa Poltak gitu ya? Aduh, apaan dong? Temen-temen sekelas kamu manggil Tak.”

Dia tiba-tiba senyum. “Bukan, tapi Taqwa. Nih liat aja.” Dia nunjukkin name-tag di dada. Bersyukurlah jenis kelaminnya laki-laki jadi kalo nunjuk dada gak akan bikin sensasi apa-apa.

“Oh, maapkan. Gak tau soalnya.”

“Gak apa-apa.”
~*~

Yah gitu deh. Sebetulnya, aku sama Taqwa mayan deket juga, cuman emang akunya sih yang suka Cari Cari Perhatian alias CCP, tapi kayaknya gak bikin Taqwa ilfil ato horor. Meski dia, tampak biasa-biasa ajah. FYI, aku suka tau kok, mana cowok yang sebenernya suka, ato nggak. Masalahnya, Taqwa bener-bener gak bisa ditebak. Bikin H2C ajah. Harap Harap Cun… eh, Cemas.

Dan begitulah, untuk mengakhiri rasa sakit, pedih dan penasaran, aku bikin blog. Kalo ada cerita apa-apa soal Taqwa, aku langsung tulis. Dipikir-pikir sih, kayak ngeburai-burai aib sendiri, apalagi kalo yang bersangkutan baca. Tapi ya, mau gimana dong?

Ngomong sama orangnya gak mungkin. Dipendem gitu aja, mana bisa. Serbasalah.

Trus, kepengen bikin hubungan kita lebih manis, kayaknya gak memungkinkan. Masa tiba-tiba kita yang ngomongnya ber-gua elo, gue-elu, trus aku inisiatif ber-aku kamu? Ber-kakanda adinda? Aku masih belon sanggup mempermalukan diri sendiri, kalo misalkan Taqwa bersikukuh dengan gaya gue-elo nya. Hiks.

Duh… kok perut ngedadak orasi gini, yah? Apa gara-gara makan baso, gitu?

Aku segera keluar dari bilik, diikuti senyuman penuh arti Kang Kuju yang tau kalo aku niat ke kamar mandi mau nanem saham, seperti hari-hari biasanya kalo pergi ke warnet pas kena penyakit mencret akut. Malah sempet dia nunjukkin botol pengharum ruangan, kalo-kalo aku perlu udara segar. Tu orang yah? Ih… emang durjana!!

Beberapa menit penuh siksaan yang serasa berjam-jam, akhirnya selesai. Aku pun melangkah santai menuju bilik persemayaman dengan perut tenang.

“Hei…,” panggil seseorang.

Aku melirik ke samping. Ya Allah! Itu pan si Taqwa. Sejak kapan dia dateng ke warnet.

“Lagi browsing nih, Mil?” tanyanya, still kalem.

“Hah? Oh iya,” jawabku, rada salting. “Kok elu ada di sini, sih?”

“Kebeneran aja, tadi gue mo nganter barang ke rumah temen, trus liat lo masuk ke warnet.” Dia menjawab diiringi senyum manis (slrrrp… ganteng). “Pas balik dari sana, ya gue nyusulin lo, sapa tau masih nangkring di sini,” lanjutnya.

“Masih nangkring, tenang aja,” kataku. “Eh, gua mo ke bilik punya gua dulu, yah?”

“Eh, silakan… silakan.” Taqwa tiba-tiba berdiri. “Gue diem di bilik lo kok dari tadi.”

Heeee?????? Apa dia bilang??? Jadi… jadi….

“Kayaknya lebih enak ngomong sama orangnya langsung deh, La. Daripada elo ceritain di blog tapi gak dapet feedback apa-apa dari gebetan lo itu,” kata Taqwa, memperparah.

“Emang gampang?” aku jadi kesel.

“Ya gampanglah, tinggal ngomong doang.”

“Tapi kan kemungkinannya bisa dia suka ato nggak!! Kira-kira aja dong!! Nyebelin!”

“Yeee… malah ngambek. Ya udah, lo pikir-pikir aja apa yang gue bilang barusan. Sekarang, gue makan dulu, yah? Lo terusin aja lagi nulis blog-nya,” kata tu anak dengan raut muka mo ngetawain. “Kalo udah selese nge-blog, gue tungguin di warung baso. Okeh?”

Taqwa pun pergi keluar warnet sambil pamitan ria sama si Kang Kuju. Si operator bedebah itu cuman mesem-mesem ketika melihatku bersikap hampir-hampir mati kehabisan darah.

Mateee… mateee… guaaa!!!!

Aku terduduk lemas di depan monitor, membayangkan seperti apa nanti kalo ketemu Taqwa lagi. Pengen banget dunia langsung nelen, biar ilang selamanyah! Hiks…

Heh? Paan neh?? Kok ada tulisan baru…

Tapi kayaknya Mila gak perlu desperate lagi, deh! Taqwa ngerti banget kok, Taqwa juga ngerasain apa yang Mila rasain. Berarti Mila nggak sendirian, kan?

Hehehehe… ntar nulis blog-nya barengan, yak!!

“Mo ke mana?” tanya Kang Kuju, yang heran suheran melihatku langsung cabut sambil bawa mangkok ma gelas bekas es jeruk. “Tumben udahan,” dia berkomentar.

“Panggilan hati, Kang. Maklumlah, kita anak muda dengan masa depan gemilang, bahagia dan penuh cinta gitu loh,” jawabku, sekenanya, sembari keluar dari warnet.

“Anjrotttt!!!” terdengar teriakan balasan si A’Kuju.

Aku melihat Mang Keke yang lagi asyik merokok di luar warung basonya. Setelah menyerahkan mangkok pada dia, aku melangkah hati-hati ke dalam warung. Di pojok, Taqwa lagi asyik menikmati baso. Aku berdehem pelan, Taqwa pun menyadari kedatanganku dan memberikan senyuman manis.

“Eh, cewek gue dah dateng. Duduk sini, Mil. Bentar yah? Gue makan dulu,” katanya. “Gak bakalan beku kok, duduk di sebelah gue. Swear.” Taqwa mengacungkan dua jarinya.

“Masa?” pancingku, sambil terkekeh malu.

“Lho? Waktu maen banana boat, gak jadi es kan?”

Aku tertawa dan menghampirinya.

Huaaaaa… senangnya! Ternyata blog gua berguna juga!!! Heheheheh


~end~