Rabu, 06 Februari 2013

Review Novel #KBM



Judul Novel : Kau Bisa Mencintaiku
Penulis : Kamiluddin Azis
Penerbit : Zettu
Genre : Romance





Pada cover  novel “Kau Bisa Mencintaiku (KBM)” dilabeli kalimat “Romance Story”.  Saya terus membayangkan bahwa di dalam buku ini akan disuguhkan oleh diksi yang mellow, metafora yang menarik dan kalimat yang mendayu-dayu. Rata-rata seperti itulah gambaran dari novel romance yang pernah saya baca. Sebutlah contohnya novel “Ketika” karya Aiman Bagea, atau novel “Before Us” karya Robin Wijaya. Kedua novel tersebut sangat kuat permainan diksinya yang mellow abis, tapi indah.

Kembali ke novel KBM terbitan Zettu ini, sebelum membacanya lagi, saya pernah membaca cerpen dari sang penulis yang bernama lengkap “Kamiluddin Azis” atau nama populernya di dunia maya dan nyata dengan sebutan “Kang Aming”. Cerpen tersebut berjudul “Broken Night” -ada di blog Kang Aming. Itu pertama kali saya membaca karya Kang Aming, dan saya langsung suka sekali dengan gaya bercerita dan cara ia mendeskripsikan situasi dan movement para tokohnya. Hal itulah yang membuat saya meminati karya Kang Aming. Maka ketika novel perdananya terbit saya langsung berniat memilikinya, dan akhirnya kesampean juga.

Novel KBM memiliki 21 bab dan bersetting cerita di kota Bandung. Seperti halnya novel romance yang mengetengahkan kisah cinta dua sejoli, pada novel KBM ini juga pada Bab 1 penulis memperkenalkan dua tokoh bernama Odie dan Siska pada sebuah pertemuan yang tidak terduga ketika keduanya baru saja merayakan ultah, Odie 17 tahun dan Siska 15 tahun. Saat itu Odie menaiki motor, sedang Siska menaiki Kia Picanto berwarana biru. Perkenalan keduanya disebabkan mereka saling bertabrakan. Sejak saat itulah keduanya saling mengenal satu sama lain.
Membaca bab 1 novel KBM saya merasa surprise, ternyata Kang Aming menampilkan romance untuk remaja yang tidak mellow sama sekali, berbeda dari yang saya bayangkan sebelumnya. Walaupun pemilihan diksinya biasa, tapi penulis sangat ‘lincah’ dalam bertutur. Gaya bahasanya benar-benar remaja, fresh dan up to date. Satu lagi, setelah merambah bab-bab berikutnya, walapun di kota Bandung, Anda tidak akan menemukan bahasa sunda digunakan oleh si tokoh, mungkin lantaran si tokoh utama bukan orang Bandung.  Namun setting dan situasi dalam cerita sangat real bahwa kita berada di kota Bandung.
Konflik cerita kian terasa di Bab 9 (halaman 89) saat Siska tahu bahwa Odie mengidap, Oedipus Komplex. Awalnya, Siska ingin menjauhi Odie, namun ia tidak bisa membohongi hati kecilnya bahwa ia cinta sama Odie. Maka dengan bantuan sahabatnya Rosa, berbagai cara Siska lakukan agar Odie menjadi miliknya. “Kau Bisa Mencintaiku”, begitu kata Siska dengan penuh keyakinan. 

Bab-bab selanjutnya, pembaca disuguhkan cerita yang memiliki banyak punch line, sehingga membikin pembaca menjadi penasaran untuk terus membaca dan melahap lembar demi lembar cerita yang dibalut oleh alur yang mengalir dan bahasa yang renyah, seperti kripik singkong yang jika digigit berbunyi kriuk-kriuk. Pokoknya menyenangkan untuk dinikmati.

Pada Bab ke-21 pembaca akan dihadirkan sebuah ending yang sebenarnya sudah bisa kita duga sebelumnya, namun saya jamin sebelum menyentuh lembar terakhir yaitu halaman 207 Anda pasti tidak akan berhenti untuk meyakinkan dugaan Anda akan akhir dari novel ini. Endingnya semanis kalimat penutup dari novel ini… “Cinta memang perlu perjuangan, tapi bersikap jujur satu sama lain akan merekatkan cinta itu semakin kuat.”

Terjawab sudah penasaran saya akan novel “Kau Bisa Mencintaiku” karya Kang Aming. Tabir dibalik covernya yang eye catching ini memberikan nuansa baru bagi saya pribadi, bahwa menulis novel romance itu tidak perlu dibikin rumit, biarkan kata atau kalimat itu mengalir begitu saja, tidak perlu memaksa untuk mebikinnya jadi mellow atau mendayu-dayu. Ini point yang akan selalu saya ingat, dan menjadi pembelajaran untuk saya dan mungkin juga Anda.   Bintang yang saya beri 4 star / 5 star.

#Dang Aji

6 komentar:

  1. Makasih ya Mas, reviewnya membuat saya degdegan hehe

    BalasHapus
  2. kereenn Uncle, Suskes buat penulis KBM kang Kamiluddin Aziz

    BalasHapus
  3. hebat eng ... jadi pengen baca juga novelnya. sukses buat penulisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. dapatkan bukunya di gramedia terdekat ya mbak... :)

      Hapus